PIANIS DAN KERAJAAN AWAN
Oleh: Zahyani Annisa Issaura
Pada zaman dahulu kala, hiduplah yatim piatu bernama Lolita. Dia tinggal di sebuah hutan, ditemani peri-peri kecil yang selalu mencukupi kebutuhannya. Setiap hari Lolita bermain piano, sehingga dia disebut Pianis kecil oleh para peri. Alunan melodi permainan piano Lolita sangat indah, para peri selalu bahagia jika mendengarkan Lolita bermain piano.
Tahun berganti tahun pun berlalu, Lolita kecil tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik. Hatinya lembut, karena selalu memainkan piano. Suatu hari, seorang Dewi Kerajaan awan turun ke bumi dan datang menemui Lolita. Dia merasa kagum atas permainan piano Lolita dan hendak mengundang Lolita bermain piano di kerajaan awan.
Lolita merasa sedih karena dia tidak memiliki gaun yang pantas untuk datang ke kerajaan awan. Sang Dewi akhirnya merubah Lolita dengan kekuatan yang ia punya, dalam sekejap mata, Lolita yang cantik, telah mengenakan gaun berwarna putih, sepatu kaca dihias berlian dan sebuah mahkota cantik. Akhirnya Lolita tidak merasa malu lagi untuk datang ke Kerajaan awan.
Setelah berpamitan dengan para Peri, Lolita segera terbang bersama sang Dewi menuju kerajaan awan. Dari jauh, kerajaan sungguh terlihat megah, berwarna putih, dihiasi awan-awan putih yang cantik.
Sesampainya Lolita di kerajaan awan, sang Dewi menyuruh Lolita untuk beristirahat terlebih dahulu, karena khawatir Lolita masih lelah selama perjalanan. Tapi, Lolita yang lincah, merasa kagum dengan istana kerajaan Awan, berjalan-jalan melihat seluruh penjuru kerajaan awan. Hingga tiba di sebuah ruangan besar paling atas, dengan jendela-jendela lebar yang semuanya terbuka, terdengar alunan musik, dari gitar, harpa, saxofon, dan piano. "Wah, ternyata di kerajaan ini ada juga yang bisa bermain piano", pikirnya. Lolita membuka pintu utama agar bisa masuk kedalam ruangan tersebut, dan setelah Lolita berhasil masuk Lolita langsung menari dengan indahnya. Ntah, sihir apa yang merasukinya. Dia terus menari, hingga seorang lelaki berpakaian mewah, menghentikan permainan pianonya dan menari bersama Lolita. Lama mereka menari, hingga matahari hampir terbenam, sang lelaki menarik tangan Lolita dan mengajaknya keluar dari ruangan tersebut menuju sebuah balkon, tempat yang sangat pas untuk menyaksikan terbenamnya matahari.
"Wah, indah sekali" Lolita berteriak kagum, karena dia belum pernah melihat matahari terbenam seindah itu.
"Kita belum berkenalan, perkenalkan, namaku Adrian, akulah yang mengutus Dewi Tiara untuk mengundangmu ke kerajaanku, suatu kehormatan bagiku, akhirnya dapat bertemu langsung denganmu, Lolita. Karena aku selalu memuji permainan pianomu, aku selau mendengarkannya setiap hari" kata Pangeran Adrian kepada Lolita.
Lolita terpana, dia tidak pernah menyangka bahwa permainan pianonya bisa terdengar sampai kerajaan Awan.
"Suatu kehormatan bagiku untuk memenuhi undangan darimu, wahai Pangen Adrian", kata Lolita seraya menunduk dan mengangkat sedikit gaunnya.
"Aku telah lama jatuh hati padamu, Lolita. Menikahlah denganku, tinggalah di kerajaan awan, dan kita berdua bisa bermain piano bersama setiap hari", permintaan Adrian terdengar tulus.
Lolita terdiam. Dalam hatinya dia sangat senang, akhirnya bisa bertemu dengan pangeran impiannya. Tapi, di satu sisi, dia sangat sedih harus meninggalkan hutan dan para peri yang telah merawatnya dari kecil.
Setelah berpikir lama, Lolita akhirnya mengangguk. "Aku sangat senang, bahwa seorang pangeran kerajaan awan telah jatuh hati padaku. Aku menerima permintaanmu, tapi dengan satu syarat, aku boleh kapan saja mengundang dan memperbolehkan para peri hutan untuk menemuiku disini. Para peri hutan sangat menyukai permainan pianoku, berikanlah izin untuk mereka bisa mendengarkan permainan pianoku, kapanpun mereka mau".
Pangeran Adrian setuju. Akhirnya Lolita menikah dengan pangeran Adrian. Pesta tujuh hari tujuh malam diselenggarakan di kerajaan awan, diiringi musik yang sangat indah setiap harinya. Lolita sangat bahagia, apalagi para peri setiap hari datang mengunjunginya. Akhirnya Lolita sang pianis hidup bahagia selamanya bersama Pangeran Adrian di Kerajaan Awan. TAMAT.
Hikmah: Jangan lupakan budi baik orang lain. Apalagi ketika kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik, balaslah perbuatan baik mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar